Karawang www.infokotanews.com.
Ketua Lembaga Pemerhati Penyelenggara Negara (MPPN) Tatang Suryadi yang lebih akrab di sapa Tatang Robet,akan melaporkan dugaan adanya penggelembungan anggaran pada Proyek pengadaan buku di Dinas Perpustaakaan Arsip Daerah Karawang,hal itu di katakan Robet diruang kerjanya Jum'at ( 14/2-2024).menurut Robet dugaan adanya mark'up berdasarkan jenis buku tidak sesuai dengan harga buku yang ada di pasaran ,selain itu kata robet pengadaan buku terkesan dipaksakan buku yang dikirim tidak sesuai kebutuhan sekolah , sebagian buku merupakan konsumsi bacaan orang dewasa / orang tua.Robet berharap bila di tangani APH dugaan adanya penyelewengan keuangan negara bisa terungkap terang benderang.Selanjutnya dikatakan Robet dari pantauan MPPN dugaan adanya Mark"up pada proyek pengadaan buku TA 3024 lalu , merupakan pola lama yang sering dilakukan segelintir oknum yang bermental korup, guna meraup keuntungan dengan memangpaatkan saat pelaksanaan kegiatan dengan berbagai modus guna memperoleh keuntungan pribadi dan golonganya ujarnya.
Robet menyayangkan buku yang di beli dengan uang negara ratusan juta sebagian bukan untuk konsumsi anak tetapi konsumsi bacaan orang dewasa / orang tua seperti ; buku auto beograpi mantan pelatih club sepakbola ingris MU Eric Perguson ,buku tentang proverti /perumahan dan banyak judul buku yang tidak dipahami anak,menurut Robet seharusnya keberadaan buku bisa memicu meningkatkan minat baca dan literasi anak di tengah gempuran Gazet/ android ,faktanya itu hanya menghambur-hamburkan anggaran.Robet juga mempertanyakan kenapa pihak sekolah tidak menolak sudah sangat jelas buku itu tidak.sesuai dengan kebutuhan baca anak kok masih di terima ujarnya." Kenapa pihak sekolah tidsk menolak masih sekolah mau menerima buku yang sudah jelas tidak sesuai dengan kebutuhan anak " selanjutnya menurut obet dari harga buku yang di terima tiap sekolah Rp 51 juta da Desa Rp 29 juta harga di pasaran tidak sebesar itu.
"saya berharap kepada pihak di luar dunia pendidikan, jangan memangpaatkan dunia pendikan/ sekolah di jadikan tempat mendapat keuntungan pribadi dengan mengorbankam pihak sekolah" pungkasnya.
Seperti telah diberitakan sebelumnya ada dugaan penggelembungan anggaran pada proyek pengadaan buku di Dinas Perpustakaan Daerah yang menghabiskan anggaran DAK Rp 624 juta TA 2024 lalu.Hal itu berdasarkan fakta yang di temukan di lapangan di beberapa Sekolah Dasar jenis buku yang di beli harganya tidak sesui dengan besarnya anggaran.( her/red)