TATANG ROBET ; KETUA MPPN AKAN LAPORKAN DUGAAN MARK"UP PROYEK PENGADAAN BUKU DIDINAS PEEPUSTAKAAN TA 2024.

Infokotanews
14 Februari 2025, 19:04 WIB Last Updated 2025-07-15T07:05:47Z
Karawang www.infokotanews.com.
Ketua Lembaga Pemerhati Penyelenggara Negara (MPPN)  Tatang Suryadi yang lebih  akrab di sapa Tatang Robet,akan melaporkan dugaan adanya mark'up  (  penggelembungan harga s), pada Proyek pengadaan buku di Dinas Perpustaakaan Arsip Daerah Karawang,hal itu di katakan  Robet diruang kerjanya  Jum'at  ( 14/2-2024).Menurut Robet dugaan adanya mark'up  berdasarkan pakta yang ada ,Pembelian harga   buku tidak sesuai dengan harga buku yang ada di pasaran ,Robet mencurigai pengadaan buku sarat  terkesan dipaksakan buku penyaluran buku sarat rekayasa.yang penting terserap anggaran APBD .


Menurut Obet huku yang dikirim tidak sesuai kebutuhan sekolah , sebagian  buku merupakan  konsumsi bacaan orang dewasa / orang tua.
Ketua MPPN berharap APH dapat mengungkap  adanya dugaan  penyelewengan keuangan  pada proyek pengadaan buku bacaan, di Dinas Arsip dan perpustakaan  bisa terungkap secara terang 
 Menurut Ketua MPPN dugaan adanya Mark"up  pada proyek pengadaan buku TA 2024 lalu , merupakan pola  lama yang sering dilakukan segelintir oknum yang bermental korup, guna meraup keuntungan dengan memangpaatkan saat pelaksanaan kegiatan dengan berbagai modus guna memperoleh  keuntungan pribadi dan golonganya   ujarnya.

Robet menyayangkan buku yang di beli dengan uang negara ratusan juta sebagian bukan untuk konsumsi anak tetapi konsumsi bacaan orang dewasa / orang tua seperti ; buku auto beograpi mantan pelatih club sepakbola ingris MU Eric Perguson ,buku tentang  proverti /perumahan dan banyak judul  buku yang tidak dipahami anak,menurut  Robet seharusnya keberadaan buku bisa memicu meningkatkan minat baca dan literasi anak di tengah gempuran Gazet/ android ,faktanya itu hanya menghambur-hamburkan anggaran.Robet juga mempertanyakan kenapa pihak sekolah tidak menolak sudah sangat jelas buku itu tidak.sesuai dengan kebutuhan baca anak kok masih di terima  ujarnya."  Kenapa pihak sekolah tidsk  menolak masih  sekolah mau menerima buku yang sudah jelas tidak sesuai dengan kebutuhan anak " selanjutnya menurut obet dari harga buku yang di terima tiap sekolah Rp 51 juta da Desa Rp 29 juta harga di pasaran tidak sebesar itu.
 "saya berharap kepada pihak di luar dunia pendidikan, jangan memangpaatkan dunia pendikan/ sekolah di jadikan tempat mendapat keuntungan pribadi  dengan mengorbankam pihak sekolah" pungkasnya.
 Seperti telah diberitakan sebelumnya  ada dugaan penggelembungan  anggaran pada proyek pengadaan buku di Dinas Perpustakaan Daerah  yang menghabiskan anggaran DAK Rp 624 juta TA 2024 lalu.Hal itu berdasarkan fakta yang di temukan di lapangan di beberapa Sekolah Dasar  jenis buku yang di beli harganya tidak sesui dengan besarnya anggaran.( her/red) 

  

 
Komentar

Tampilkan

Berita Lainnya >>

Pendidikan

+